Minggu, 05 Juni 2011

POLA ASUH ANAK USIA DINI

Anak usia dini adalah masa-masa yang butuh perhatian dan kasih sayang total dari kedua orangtuanya.Apabila anak diasuh dengan pola asuh demokratis maka tumbuh kembang anak akan lebih baik. Karena jika pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya demokratis anak akan cenderung bebas melakukan aktivitas pembelajaran dalam dirinya tetapi bertanggungjawab akan akibat yang akan diterima kelak,pemberani, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,tidak tergantung kepada orangtuanya karena dia akan mencoba melakukan aktivitasnya sendiri dengan pengawasan orangtuanya yang selalu memberikannya kebebasan beraktivitas tetapi tetap diarahkan orangtuanya,berani mengungkakpkan pendapat,riang gembira,sebaliknya jika pola asuh orangtua kepada anaknya otoriter anak akan cenderung takut untuk melakukan sesuatu untuk perkembangannya yang lebih baik karena apapun aktivitas anak selalu dikekang dan orangtua terlalu takut membebaskan anaknya beraktivitas. 

Anak akan cenderung penakut, tidak percaya diri, tergantung kepada orangtua,cenderung pendiam,pemurung,tidak mudah tersenyum gembira.Usahakan agar anak menikmati kehangatan kasih sayang dan rasa aman yang cukup ketika berada dalam rumah. Selain itu, jika menghadapi anak yang suka berbohong, orangtua harus introspeksi diri dan harus mengubah cara dalam menjatuhkan hukuman. Bila terlalu keras dan diktator akan membuat anak semakin suka berbohong supaya terhindar dari hukuman.
 
Beberapa akhli psikologi pendidikan menyampaikan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, memulainya harus dari pendidikan anak usia dini, oleh karena itu penting mempelajari pola perkembangan anak. 

anak dengan pola asuh demokratis
Kebanyakan waktu anak diisi oleh berbagai kegiatan untuk mengembangkan potensi dirinya, yang cenderung bersifat akademis seperti sekolah, les atau bimbingan belajar. Atau ada juga orangtua yang mengikutsertakan anak ke berbagai les di luar bidang akademis, tapi mungkin tidak sesuai dengan minat anak. Beruntungnya jika orangtua masih bisa sampai rumah pada sore hari. Namun, jika hal itu tidak terjadi, maka jalan satu-satunya adalah dengan melakukan aktivitas pada saat hari libur.

“Maka tidak heran jika banyak anak yang tertekan karena tuntutan orangtua. Padahal yang juga mereka butuhkan adalah bermain.Bermain adalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan merasakan pengalaman yang baru. Bermain akan mengasah kecerdasan mental, fisik, maupun sosial anak dalam memahami nilai-nilai kehidupan.

Biarkan anak memilih permainannya. Bisa dengan permainan yang tidak diarahkan (bebas), di sini anak belajar untuk bernegosiasi, bekerja sama, berbagi dan menyelesaikan konflik. Bisa permainan yang diputuskan sendiri oleh anak, di sini anak belajar untuk memutuskan suatu pilihan, bergerak sesuai “iramanya” sendiri, menentukan minatnya, berperan penuh untuk mencapai tujuannya.Secara fisik pun anak menjadi lebih aktif dan lebih sehat.

Disarankan bagi orangtua untuk memberikan permainan yang kreatif jika permainan dilakukan di dalam rumah. Selain itu, sebaiknya bermain pun tidak hanya dilakukan bersama anak saja, juga bersama orangtua. Bila orangtua ikut bermain bersama anak, maka orangtua dapat semakin memahami bagaimana sudut pandang anak terhadap berbagai hal.

Anak juga menjadi merasa diperhatikan oleh orangtua, dan ini adalah modal yang tak ternilai dalam meningkatkan kualitas kedekatan orangtua dan anak,” tuturnya.Lewat bermain, orangtua bisa mengembangkan komunikasi yang lebih baik dengan anak, memberikan bimbingan dengan cara yang menyenangkan. Orangtua bisa benar-benar terlibat dengan anak mereka.Bermain bersama orangtua juga dapat menenangkan anak, terutama untuk anak yang sulit beradaptasi.

0 komentar:

Posting Komentar